Kamis, 20 Januari 2011

Qatar waspadai Barca-nya Asia








Tuan rumah Qatar membidik capaian terbaiknya di kancah Piala Asia. Tapi di perempafinal mereka sudah dinanti partai berat melawan tim yang dinilai sebagai Barcelona-nya benua Asia.

Qatar lolos dari fase grup sebagai runner-up Grup A. Kendati secara mengejutkan kalah di laga pembuka kontra Uzbekistan, Qatar bangkit dengan bikin kejutan lain yakni menekuk China di laga kedua.

Pada laga ketiga, tiket pun diamankan setelah memukul Kuwait 3-0. Sang tuan rumah pun masuk perempatfinal, menyamai capaian terbaik mereka di Piala Asia 2000.

Dengan hasil tersebut maka satu kemenangan lagi akan membawa Qatar menorehkan rekor baru. Namun, target itu tidak akan dicapai dengan mudah karena mereka harus bisa melewati Jepang lebih dulu.

"Kami sedang mempersiapkan diri menghadapi salah satu tim terbaik Asia," kata Pelatih Qatar Bruno Metsu diReuters.

Pujian Metsu tidak berhenti sampai situ. 'Samurai Biru' bahkan ia sebut punya gaya serupa dengan klub raksasa Spanyol, Barcelona, yang bermain cepat dengan bola-bola pendek.

"Melihat partai mereka melawan Arab Saudi, Anda bisa bilang mereka adalah Barcelona-nya Asia. Tapi kami tidak bisa membandingkannya karena Arab Saudi saat itu sudah pasti tersingkir."

"Mereka (Jepang) sangat terorganisasi dan disiplin. Terkadang Anda merasa butuh sebuah komputer untuk mengalahkan Jepang," nilai Metsu.



James dan Phil Younghusband sudah resmi jadi pemain Jakarta FC 1928 meski sempat dilarang oleh PSSI pada awalnya. Namun aksi Duo bersaudara asal Filipina itu baru bisa disaksikan sekitar pertengahan Maret.

Pekan lalu PSSI mengeluarkan larangan kepada Phil dan James untuk merumput di LPI, dikarenakan liga tersebut adalah ilegal dan jika masih tetap diteruskan maka PSSI dan PFF (Federasi Sepakbola Filipina) akan terkena sanksi FIFA.

Namun ancaman itu nyatanya hanya dianggap angin lalu, sebab JFC secara resmi telah mengumumkan James dan Phil sebagai pemain mereka untuk berkompetisi di LPI.

Pada acara launching tim di Atrium Cilandak Town Square (Citos), Kamis (20/1/2011) malam WIB, JFC memperkenalkan kakak-adik itu lewat sebuah video presentasi.

"Kami Phil dan James akan bermain bagi Jakarta FC 1928. Selamat datang di Liga Primer Indonesia (LPI)," ucap mereka sambil memegang jersey tim bernomor punggung 7 dan 10.

Namun aksi mereka tidak bisa langsung disaksikan saat JFC melakoni laga perdana kontra Minangkabau FC, 23 Januari mendatang di Padang. Sebab si James dan Phil direncanakan baru bisa bermain dua bulan mendatang.

"James dan Phil baru bisa bermain sekitar 15 Maret mendatang sebab mereka masih menyelesaikan kompetisi di Filipina sana," tutur CEO JFC, Hadi Basalamah, kepada wartawan.

Jadi JFC pun baru bisa menurunkan trio legiun asingnya Gustavo Hernan Ortiz, Leonardo J Moyano dan Emanuel De Porras.

Minggu, 09 Januari 2011

Skuad Timnas Harus Dipilih Tanpa Diskriminasi



Denpasar - DPR RI mengecam sikap PSSI yang akan tidak memilih pemain tim nasional dari Liga Primer Indonesia (LPI). Langkah itu dinilai melanggar UU Keolahragaan Nasional.

"Seleksi Timnas dengan dasar diskriminasi langgar UU No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Pasal 5 sudah ditegaskan bersikap demokratis dan tidak diskriminasi," demikian diungkapkan anggota Komisi X Bidang Olahraga DPR RI, Gede Pasek Suardika kepada detikcom, Minggu (9/11/2011). 

Suardika menambahkan pelatih dalam memilih pemain juga harus disandarkan pada prinsip tersebut.

"Dia (pelatih) digaji dengan uang rakyat tidak boleh ikut polemik politik. Jadi memilih harus standarnya adalah kualitas keterampilan, dan skill. Bukan malah ikut-ikutan membuat doktrin yang tidak benar," sambung dia.

Komisi Olahraga DPR RI pun menolak dasar tidak terpilihnya pemain masuk timnas karena dasarnya ikut LPI atau ISL. "Kalau diskriminasi dijadikan dasar berarti mereka melanggar UU. Kita hormati pilihan pelatih atas dasar kualitas bukan atas dasar diskriminasi," Suardika yang juga sempat hadir dalam peluncuran klub sepakbola Bali Devata.

Suardika menilai pemain Persema Irfan Bachdim adalah contoh nyata dari rencana diskriminasi tersebut yang terancam dicoret bukan berdasarkan kualitas tapi karena main di liga yang berbeda.

"Pelatih (Alfred) Riedl harus paham yang mengggaji dia itu bukan uang pribadi Nurdin Halid tapi dana publik. Pemerintah berkewajiban menegakan prinsip UU keolahragaan yg sangat penting ini. Jangankan main di negeri sendiri yang beda liga, mereka yang main dan tinggal di luar negeri saja juga berhak," tuntas Suardika. 

Karena memperkuat Persema Malang, yang kini berlaga di LPI, Irfan terancam tak bisa lagi masuk timnas. Selain ancaman tersebut sudah diutarakan PSSI, beberapa hari lalu Riedl juga menyebut kalau dia hanya akan memilih pemain yang berlaga di kompetisi yang tercatat resmi di FIFA.

"Jika Anda bermain di liga yang bukan anggota FIFA, Anda tidak bisa main di timnas," terang Pelatih Alfred Riedl di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/1/2011) lalu.