Rabu, 23 Mei 2012

Hilangnya Kejayaan Indonesia di Piala Thomas

Jakarta - Meski baru ikut di penyelenggaraan keempat, Indonesia pernah begitu identik dengan Piala Thomas karena seringnya menjadi juara. Tapi itu dulu, karena kini sudah 10 tahun piala itu tak mampir ke tanah air.

Pada awalnya, Malaya (Malaysia) lah yang menjadi 'penguasa tunggal' Piala Thomas karena di tiga penyelenggaraan awal mereka selalu jadi juara. Tapi di tiga edisi itu, Indonesia belum berpartisipasi.

Baru di tahun 1958 pebulutangkis putra Indonesia terjun di turnamen ini. Di kesempatan perdana tersebut Ferry Sonneville dkk menghajar Malaya dengan skor 6-3 pada babak final untuk meraih titel pertamanya.

Indonesia kemudian malah mampu mendominasi dengan meraih hat-trick juara, setelah sukses mempertahankan gelar di tahun 1961 dan 1964. Baru di tahun 1967 Malaysia bisa kembali berjaya setelah mengalahkan Indonesia di final dengan 6-3.

Indonesia kembali menunjukkan dominasinya di Piala Thomas setelah dapat empat gelar beruntun di tahun 1970, 1973, 1976 dan 1979 .

Dominasi Indonesia baru diusik China di tahun 1982, saat dalam final yang digelar di London Indonesia kalah dengan skor ketat 4-5.

Sejak saat itu, Indonesia dan China bergantian menjadi juara Piala Thomas, dengan hanya sekali diselingin Malaysia di tahun 1992. Namun prestasi Indonesia di ajang Piala Thomas mandek sejak tahun 2002 karena tak pernah lagi mencatatkan diri jadi juara.

Dan di tahun 2012 ini, tim Piala Thomas Indonesia tengah berada di titik terendahnya karena tersingkir di babak peempatfinal oleh Jepang. Padahal sejak pertama berpartisipasi, hasil terburuk adalah tersingkir di semifinal.

Indonesia di Piala Thomas
1949 Tidak berpartisipasi
1952 Tidak berpartisipasi
1955 Tidak berpartisipasi
1958 Juara (menang atas Malaya)
1961 Juara (menang atas Thailand)
1964 Juara (menang atas Denmark)
1967 Runner up (kalah atas Malaysia)
1970 Juara (menang atas Malaysia)
1973 Juara (menang atas Denmark)
1976 Juara (menang atas Malaysia)
1979 Juara (menang atas Denmark)
1982 Runner up (kalah atas China)
1984 Juara (menang atas China)
1986 Runner up (kalah atas China)
1988 Posisi tiga
1990 Semifinalis
1994 Juara (menang atas Malaysia)
1996 Juara (menang atas Denmark)
1998 Juara (menang atas Malaysia)
2000 Juara (menang atas China)
2002 Juara (menang atas Malaysia)
2004 Semifinalis
2006 Semifinalis
2008 Semifinalis
2010 Runner up (kalah atas China)
2012 Perempatfinalis

Pengumpul Piala Thomas Terbanyak
Indonesia - 13
China - 8
Malaysia/Malaya - 5
SUMBER : http://sport.detik.com/read/2012/05/23/180520/1923105/922/hilangnya-kejayaan-indonesia-di-piala-thomas?s99220169

Kamis, 29 Maret 2012

contoh karangan persuasif


Sekolah Adiwiyata
Sekarang semakin terasa panasnya udara di bumi ini. Dampak global warming sangat terasa bagi kita, alam pun kadang juga tidak bersahabat kepada kita. Apakah anda merasa nyaman bila saat sedang belajar di sekolah udara sangat panas ? tidaklah pastinya, dan anda tidak bisa berkonsentrasi terhadap pelajaran yang diberikan. Sekolah adiwiyata merupakan salah satu solusi dari pemerintah bagaimana mencegah dampak global warming. Bagaimana bisa ? iya tentu bisa, karena di dalam sekolah adiwiyata siswa di ajarkan bagaimana menghargai dan menjaga lingkungan agar tetap asri dan indah serta nyaman untuk pembelajaran para siswa. Tentunya lama-kelamaan siswa akan terbiasa dengan hal itu, dan akan menerapkannya juga pada lingkungan dimana ia berada. Dapatkah anda membayangkan bagaimana jika sebuah sekolah adiwiyata mempunyai 600 murid dan semua murid itu menerapkan ajaran yang diberikan dari sekolah tentang cara menghargai dan menjaga lingkungan agar tetap asri dan tetap hijau, berapa banyak kah lingkungan yang terselamatkan dari dampak global warming ?  banyak sekali tentunya. Jika semua sekolah di Indonesia adalah sekolah adiwiyata atau sekolah yang berstandar lingkungan, alangkah hijau dan asrinya negeri ini, terhindar dari dampak global warming. Namun di Indonesia sekarang tidaklah banyak sekolah yang berstandar lingkungan(Adiwiyata). Ayo jadikanlah sekolahmu menjadi sekolah yang berstandar lingkungan , agar belajarmu menjadi nyaman dan tidak terganggu oleh dampak global warming !




Rabu, 21 Maret 2012

Cerita Rakyat Beserta Unsur Intrinsiknya


Lutung Kasarung
Prabu Tapa Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. "Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta," kata Prabu Tapa.
Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. "Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya," gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. "Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !" ujar Purbararang.
Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, "Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri". "Terima kasih paman", ujar Purbasari.
Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.
Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.
Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. "Apa manfaatnya bagiku ?", pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.
Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. "Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !", kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.
"Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku", kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, "Jadi monyet itu tunanganmu ?".
Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.
Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.




Unsur-unsur instrinstik  :
Tema                    : Kesabaran
Alur            : Alur maju
Tokoh         : Purbasari, Purbararang, Lutung Kasarung, Patih
Perwatakan          : 1. Tokoh   : Purbararang
                         Watak   : Jahat
                          Bukti   :  Dari uraian penulis
                            “ Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya
                               mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui nenek
                               nenek sihir untuk memantrai adiknya”.
  2. Tokoh   : Purbasari
      Watak   : Pemaaf     
       Bukti   : Dari uraian penulis
        “ Purbasari yang baik hati memaafkan mereka”.
  3. Tokoh   : Pati
      Watak  : Baik hati
       Bukti   : Dari uraian penulis
       “Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan
         membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari”.
  4. Tokoh   : Lutung Kasarung
      Watak   : Perhatian
      Bukti    : Dari uraian penulis
       “ Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari.
          Lutung Kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan
          mengambilkan bunga-bunga yang indah serta buah-buahan  
          bersama teman-temannya.
Latar                    : Tempat     : Istana , di hutan
                     Waktu       : Pada saat bulan purnama, keesokan harinya
                     Budaya     : Budaya Jawa     
Bahasa        : Bahasa baku sehingga mudah dipahami.
Amanat       : Seberat atau sebesar apapun cobaan yang kita hadapi, kita harus
                       melewatinya dengan ikhlas dan sabar. Akan ada hikmah dibalik
                       semua cobaan itu.

Senin, 13 Februari 2012

Bersamamu

Bersamamu aku merasakan seperti orang yang paling istimewa
Bersamamu aku seperti bintang-bintang yang s’lalu bersinar
Aku bahagia


Bersamamu aku merasakan kedamaian yang tiada terkira
Bersamamu aku seperti matahari yang selalu menyinari
Aku bahagia


Bagiku hanya kau yang terindah di antara bunga-bunga itu
Bagiku kaulah segalanya
Bersamamu aku bagai langit yang selalu menaungi hatimu
Bersamamu aku seperti pelangi yang menghiasi duniamu
Aku bahagia


Bersamamu aku merasa bahagia yang sesungguhnya
Bersamamu di sisa hidupku